Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya
Berikut ini adalah satu kisah Nabi Muhammad SAW, yang saya kutip dari sebuah buku tentang kumpulan kisah-kisah islam, yaitu kisah nabi muhammad dari lahir sampai wafat
- Nama : Muhammad bin Abdullah
- Kelahiran : Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah
- Abdullah (ayahnya) meninggal sebelum Muhammad terlahir
- Umur 6–8 tahun Muhammad dibesarkan kakeknya, Abdul Muthalib
- Kemudian dibesarkan pamannya, Abu Thalib
- Atas kejujurannya, Muhammad mendapat gelar Al Amin (dapat dipercaya)
- Usia 13 tahun mulai berbisnis, menemani Abu Thalib berdagang ke ke Syam
- Usia 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid
- Muhammad muda pernah berhasil mendamaikan pertikaian antar kabilah
- Usia 40 tahun pertama kali menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasulullah
- Kemudian melakukan dakwah diam-diam selama 3 tahun di Mekah
- Dilanjutkan dengan berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun
- Dakwah nabi Muhammad SAW ditentangn oleh kaumnya sendiri, Quraisy
- Hijrah ke Madinah setelah 13 tahun berdakwah di Mekah
- Setelah haji wada (10 H) kesehatan nabi Muhammad SAW mulai menurun
- Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
- Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir
Terdapat perbedaan pendapat ahli sejarah Nabi Muhammad (sirah) tentang
tanggal kelahiran dan wafatnya Nabi. Satu hal yang pasti, Nabi Muhammad
lahir dan meninggal pada bulan Rabiul Awal menurut mayoritas historian.
KELAHIRAN NABI MUHAMMAD
Para ahli sejarah Nabi sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin bulan Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 26 April 570 atau 571 masehi. Namun, ahli sejarah Nabi berbeda pendapat tentang tanggal Arabnya sebagai berikut:
2 Rabiul Awal menurut Ibnu Abdil Barr
5 Rabiul Awal menurut Amiruddin
8 Rabiul Awal menurut Ibnul Qayyim, Ibnu Hazm, Az Zuhri, Ibnu Dihya
9 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpuri, Mubarakpuri , Shibli Nomani, Mahmud Pasha Falaki, Akbar Shah Najeeb Abadi, Moeen ud din Ahmed Nadvi, Abul Kalam Azad
12 Rabiul Awal menurut Tabari, Ibnu Khaldun , Dr hameedullah, Ibnu Hisham, Abul-Hasan ‘Ali ibn Muhammad al- Mawardi, Ibnu Ishaq
10 Rabiul Awal menurut Abul Fida, Abu Jafar al Baqir, Al Waqadi , Al Sha’bi–
17 Rabiul Awal menurut pandangan golongan Syiah. Sedang harinya adalah Jum'at.
22 Rabiul Awal menurut pendapat yang diatribusikan ke Ibnu Hazm
10 Rabiul Awal menurut Abdul Qadir Jailani
Pendapat mayoritas adalah Nabi lahir pada 13 Rabiul Awal tahun Gajah (50 hari setelah penyerangan pasukan Gajah dari Yaman) atau bertepatan dengan tanggal 30 atau 31 Maret tahun 571 masehi.
WAFATNYA NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
Ada beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:
13 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpure
12 Rabiul Awal menurut Mubarakpuri
2 Rabiul Awal menurut Ibnu Hajar
1 Rabiul Awal menurut Ibnu Jarir
REFERENSI LAHIR DAN WAFAT NABI MUHAMMAD
Rujukan pustaka seputar lahir dan wafatnya Nabi Muhammad S.A.W
KELAHIRAN NABI
- Dari kitab As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari Senin
عن قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن يوم الإثنين فقال : ذلك يوم ولدت فيه .
- Al-Bairuni dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits
أن النبي سُئل عن يوم الإثنين فقال : هذا يوم ولدت فيه ، وبعثت فيه ، وأنزل عليّ فيه ، وهاجرت فيه
Artinya: Nabi pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi
menjawab: Hari Senin adalah hari aku lahir, diutus sebagai Rasul,
turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.- Syamsuddin bin Salim dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir menyatakan
وقد صحّ أن النبي ولد في شهر ربيع الأول في العشرين من نيسان عام الفيل وفي عهد كسرى أنو شروان
Artinya: Adalah sahih (pendapat) bahwa Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20 tahun Gajah pada masa kaisar Anu Syarwan.- Ibnul Amid dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh menyatakan
أن
النبي ولد ببطحاء مكة في الليلة المسفرة عن صباح يوم الإثنين لثمان خلون
من ربيع الأول ، يوافقه من شهور الروم الثاني والعشرين من نيسان سنة 882
للإسكندر
Artinya: bahwa Nabi lahir di Bat'ha, Makkah pada malam dari
paginya hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal bertepatan dengan bulan Romawi
tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander atau tahun 571 masehi.WAFAT NABI MUHAMMAD
- As-Suhaili dalam kitab Ar-Raud al-Anf menyatakan وَاتّفَقُوا أَنّهُ تُوُفّيَ - صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ - يَوْمَ الِاثْنَيْنِ إلّا شَيْئًا ذَكَرَهُ ابْنُ قُتَيْبَةَ فِي الْمَعَارِفِ الْأَرْبِعَاءِ قَالُوا كُلّهُمْ وَفِي رَبِيعٍ الْأَوّلِ غَيْرَ أَنّهُمْ قَالُوا ، أَوْ قَالَ أَكْثَرُهُمْ فِي الثّانِي عَشَرَ مِنْ رَبِيعٍ وَلَا يَصِحّ أَنْ يَكُونَ تُوُفّيَ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ إلّا فِي الثّانِي مِنْ الشّهْرِ أَوْ الثّالِثَ عَشَرَ أَوْ الرّابِعَ عَشَرَ أَوْ الْخَامِسَ عَشَرَ لِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ عَلَى أَنّ وَقْفَةَ عَرَفَةَ فِي حَجّةِ الْوَدَاعِ كَانَتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَهُوَ التّاسِعُ مِنْ ذِي الْحَجّةِ فَدَخَلَ ذُو الْحَجّةِ يَوْمَ الْخَمِيسِ فَكَانَ الْمُحَرّمُ إمّا الْجُمُعَةُ وَإِمّا السّبْتُ فَإِنْ كَانَ الْجُمُعَةُ فَقَدْ كَانَ صَفَرٌ إمّا السّبْتُ وَإِمّا الْأَحَدُ فَإِنْ كَانَ السّبْتُ فَقَدْ كَانَ رَبِيعٌ الْأَحَدَ أَوْ الِاثْنَيْنِ وَكَيْفَا دَارَتْ الْحَالُ عَلَى هَذَا الْحِسَابِ فَلَمْ يَكُنْ الثّانِي عَشَرَ مِنْ رَبِيعٍ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ بِوَجْهِ وَلَا الْأَرْبِعَاءَ أَيْضًا كَمَا قَالَ الْقُتَبِيّ وَذَكَرَ الطّبَرِيّ عَنْ ابْنِ الْكَلْبِيّ وَأَبِي مِخْنَفٍ أَنّهُ تُوُفّيَ فِي الثّانِي مِنْ رَبِيعٍ الْأَوّلِ وَهَذَا الْقَوْلُ وَإِنْ كَانَ خِلَافَ أَهْلِ الْجُمْهُورِ فَإِنّهُ لَا يُبْعَدُ أَنْ كَانَتْ الثّلَاثَةُ الْأَشْهُرُ الّتِي قَبْلَهُ كُلّهَا مِنْ تِسْعَةٍ وَعِشْرِينَ فَتَدَبّرْهُ فَإِنّهُ صَحِيحٌ وَلَمْ أَرَ أَحَدًا تَفَطّنَ لَهُ وَقَدْ رَأَيْت لِلْخَوَارِزْمِيّ أَنّهُ تُوُفّيَ عَلَيْهِ السّلَامُ فِي أَوّلِ يَوْمٍ مِنْ رَبِيعٍ الْأَوّلِ وَهَذَا أَقْرَبُ فِي الْقِيَاسِ بِمَا ذَكَرَ الطّبَرِيّ عَنْ ابْنِ الْكَلْبِيّ وَأَبِي مِخْنَفٍ
Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.
Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak
suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad.
Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan
Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama
Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda
kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang
juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati
keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing
ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda
telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa
baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.
Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad
Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang
muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab
untuk membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak
menyedari akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya
menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada
Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan
yang aneh ditemui.
Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima
tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan
penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu
baginda dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.
Datuk baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah
membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya,
mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang
ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda ditunjukkan tempat wafatnya
Abdullah serta tempat dia dikuburkan.
Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk
pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki
dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang
dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh
sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.
Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang
sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu.
Tinggallah baginda dengan datuk yang dicintainya dan bapa-bapa
saudaranya.
"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan
petunjuk" (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)
Abdul Mutallib Wafat
Kegembiraannya bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda
berusia lapan tahun, datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul
Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai
keteguhan hati, berwibawa, pandangan yang bernas, terhormat dan
berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia selalu menyediakan makanan dan
minuman kepada para tetamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah
yang dalam kesusahan.
Muhammad diasuh oleh Abu Talib
Selepas kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya
untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu
berbanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang
paling halus dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib
menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia
juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia.
Pada suatu hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang
sewaktu Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib
Kristian yang telah dapat melihat tanda-tanda kenabian pada baginda.
Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib supaya tidak pergi jauh ke
daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi akan menyakiti baginda
sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib mengikut nasihat
rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari perjalanan
tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang
ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda
mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak
oleh penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi
yang anti Arab.
Baginda juga diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala
kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu
berfikir dan merenung tentang kejadian alam semasa menjalankan tugasnya.
Oleh sebab itu baginda jauh dari segala pemikiran manusia nafsu manusia
duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan yang sia-sia, sesuai
dengan gelaran yang diberikan iaitu "Al-Amin".
Selepas baginda mula meningkat dewasa, baginda disuruh oleh bapa
saudaranya untuk membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid,
seorang peniaga yang kaya dan dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya
dengan penuh ikhlas dan jujur. Khadijah amat tertarik dengan perwatakan
mulia baginda dan keupayaan baginda sebagai seorang pedagang. Lalu dia
meluahkan rasa hatinya untuk berkahwin dengan Muhammad yang berusia 25
tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia 40 tahun itu sangat
gembira apabila Muhammad menerima lamarannya lalu berlangsunglah
perkahwinan mereka berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup Muhammad
dan Khadijah sebagai suami isteri.
Turunnya Wahyu Pertama
Pada usia 40 tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan
diangkat sebagai nabi sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua
Hira' dan sentiasa merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat
manusia pada zaman itu. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan
menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama diturunkan kepada Muhammad.
"Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Al-'Alaq, 96: 1)
Rasulullah pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh
Khadijah yang cuba menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai
pulih, diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.
Kemudian baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan
kaum kerabatnya untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk
Makkah yang menyembah berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama
yang mempercayai kenabian baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah
lelaki pertama yang beriman dengan ajaran baginda.Dakwah yang sedemikian
berlangsung selama tiga tahun di kalangan keluarganya sahaja.
Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara
terang-terangan, maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam
secara lebih meluas.
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik." (Al-Hijr, 15:94)
Namun begitu, penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh
baginda. Mereka memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu
Lahab, bapa saudara baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia
selalu melindungi anak saudaranya itu namun dia sangat risau akan
keselamatan Rasulullah memandangkan tentangan yang hebat dari kaum
Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan Rasulullah seterusnya.
Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:
"Wahai bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan
kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini,
aku tidak akan menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala
penjuru atau aku binasa kerananya"
Baginda menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan
ejekan daripada penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk
beriman dengan Allah. Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan
yang sedemikian, malah para sahabatnya juga turut merasai penderitaan
tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah yang menerima siksaan yang
berat.
Wafatnya Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama
kaum Quraisy kerana baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh
mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah apabila isteri kesayangannya
wafat pada tahun sepuluh kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak
pernah jemu membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta
hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu menghiburkan Rasulullah di
saat baginda dirundung kesedihan.
Pada tahun itu juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya
sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang
dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan orang-orang yang amat
disayangi oleh baginda.
Hijrah Ke Madinah
Tekanan orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat
selepas kepergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah
mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman
daripada kafir Quraisy untuk membunuh baginda.
Rasulullah disambut dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka
digelar kaum Muhajirin manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil
golongan Ansar. Seruan baginda diterima baik oleh kebanyakan para
penduduk Madinah dan sebuah negara Islam didirikan di bawah pimpinan
Rasulullas s.a.w sendiri.
Negara Islam Madinah
Negara Islam yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada
kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum
bukan Islam yang lain. Namun begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga
menubuhkan sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya pentadbiran
dan perundangan yang berlandaskan syariat Islam. Baginda dilantik
sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang
saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian
bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang
melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan
merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan.
Kandungan piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar
undang-undang Madinah.
Islam adalah agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek
pertahanan amat penting bagi melindungi agama, masyarakat dan negara.
Rasulullah telah menyertai 27 kali ekspedisi tentera untuk mempertahan
dan menegakkan keadilan Islam. Peperangan yang ditempuhi baginda ialah
Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626
M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan
diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625 M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara
penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu,
negara Islam Madinah telah diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah
berjaya membuka semula kota Makkah pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000
orang para pengikutnya.
Perang terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan
baginda dan pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun
berikutnya, baginda telah menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000
orang pengikutnya. Baginda juga telah menyampaikan amanat baginda yang
terakhir pada tahun itu juga. Sabda baginda yang bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu
semua adalah daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s.
Semulia-mulia manusia di antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang
yang paling bertakwa. Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara dan
kamu tidak akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh dengan
dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan Sunnah Rasulullah."
Wafatnya Nabi Muhammad s.a.w
WAFATNYA NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
Ada beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:
13 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpure
12 Rabiul Awal menurut Mubarakpuri
2 Rabiul Awal menurut Ibnu Hajar
1 Rabiul Awal menurut Ibnu Jarir
REFERENSI LAHIR DAN WAFAT NABI MUHAMMAD
Rujukan pustaka seputar lahir dan wafatnya Nabi Muhammad S.A.W
Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
Ada beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:
13 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpure
12 Rabiul Awal menurut Mubarakpuri
2 Rabiul Awal menurut Ibnu Hajar
1 Rabiul Awal menurut Ibnu Jarir
REFERENSI LAHIR DAN WAFAT NABI MUHAMMAD
Rujukan pustaka seputar lahir dan wafatnya Nabi Muhammad S.A.W
Baginda telah wafat pada bulan Jun tahun 632 M/12 Rabiul Awal tahun 11
Hijrah. Baginda wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai
rasul dan pemimpin negara. Baginda berjaya membawa manusia ke jalan yang
benar dan menjadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab, berilmu dan
berkebolehan. Rasulullah adalah contoh terbaik bagi semua manusia
sepanjang zaman.
Nahhh...!! sahabat-sahat semua itulah kisah Nabi Muhammad SAW dari lahir
sampai wafat, semoga menjadi inspirasi hidup Khususnya bagi kita semua
yang menjadi hambanya dan umumnya bagi manusia yang mengetahui kisah
hidupnya. Jangan lupa baca juga artikel tentang Kisah Nabi Musa, Kisah
Nabi Ibrahim, Kisah Nabi Isa, dan Kisah Nabi Muhammad.
Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu
atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh
dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia
bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas
dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan
batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah
kotak hitam yang dikelilingi oleh 'berhala-berhala' yang sekarang
telah berubah wujud tapi memiliki wujud 'berhala' yang sama.
Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam
yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang
benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar
biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena
bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah
cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal
dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir
tanggal 17 Rabiâ'ul Awwal (12 Rabiâ'ul awwal menurut mazhab sunni) 570
M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya,
bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir
13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang
yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah
yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail
AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari
perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang
luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api 'abadi'di kerajaan
Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan
bergajah untuk menghancurkan Ka'bah, yang di kemudian hari menjadi
kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar
ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik
kiblat (Ka'bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah.
Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan 'meletakkannya' ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata ' kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan 'meletakkannya' ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata ' kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan
tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun
ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya
agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik ' baik. Ia berulang kali
bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam
binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata :
'Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia
sejagat raya, maka jagalah ia baik “ baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat
lain ' 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan
ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan
dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan
diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang
Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi
menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang
(Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul
Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri
(Muhammad).
Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi 'gembala'domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini,
Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.' Orang bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?' Beliau menjawab,' Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.'
Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi 'gembala'domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini,
Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.' Orang bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?' Beliau menjawab,' Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.'
Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum
lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah,
Ibu di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh
anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia
sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang
mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat
melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad
terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq
dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai 'orang jujur' (al-Amin), ia
menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan
Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada
orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap
bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk
laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain.
Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati
negeri 'Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang
itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang,
'Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan
mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar
yang kita dapatkan.' Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di
kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi
menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan.
Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan
dan perdagangan. Maisarah menceritakan 'Di Busra, Al-Amin duduk di bawah
pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya,
kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya,
kemudian ia berkata, '˜Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu
adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di
dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada
Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, 'Orang
yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
II. Pernikahan
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti ‘Aliyah sebagai berikut:
'Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi
penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu
sudah cukup dewasa!' Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika
saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan
kehormatan ?' Nabi menjawab,'Apa maksud Anda?' Ia lalu menyebut
Khodijah. Nabi lalu berkata,'Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal
dunia saya dan dunianya jauh berbeda?' Nafsiah berujar 'Saya mendapat
kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan
tanggal perkawinan agar walinya ('˜Amar bin Asad) dapat mendampingi
Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan
dapat diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu
Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini
menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan.
Tentang keponakannya, ia berkata demikian, 'Keponakan saya Muhammad bin
'Abdullah lebih utama daripada siapapun di kalangan Quraisy. Kendati
tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul
dan silsilah adalah permanen".
Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, 'Tak ada
orang Quraisy yang membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang
tali kebangsawanan Anda.' Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan
empat puluh dinar-ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang
begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan
enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil
At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing Ruqayyah,
Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal
sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat
mengalir dari gunung ke Ka'bah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah
selamat dari kerusakan.
Dinding ka'bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka'bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka'bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, 'Dalam pembangunan kembali Ka'bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.' Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Dinding ka'bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka'bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka'bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, 'Dalam pembangunan kembali Ka'bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.' Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding ka'bah telah
dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan
Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di
kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku
yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya
sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari.
Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di
antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para
pemimpin Quraisy seraya berkata,'Terimalah sebagai wasit orang pertama
yang masuk melalui Pintu Shafa.' (buku lain mencatat Bab as-salam).
Semua menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu.
Serempak mereka berseru, 'Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi
wasit!'
Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan
selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan
tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah
memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke
dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri.
Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang
hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini,
tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan pada diri
Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang
indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang
tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah
(penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan
selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi
manusia 'ilahi''. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai
manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum
pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan
Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan,
kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan
telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu
mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas
untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang
membuat masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada
Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.
Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini
adalah saksi atas peristiwa menyangkut 'sahabat karib'-nya (Muhammad),
gua ini menjadi saksi bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin
berkata,' disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal, yang selalu kalian
sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon
pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah mengatakannya,
kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup telinga
kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian
hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.
III. Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang
membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang
dengannya alam semesta berguncang. Al-Qur'an, susunan kalimatnya yang
mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia
manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya,
sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan
bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka.
Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik Konsep,
untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin
yang berada di Gunung Hira'. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama
empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang
kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat
pertama yang dikemukakan dalam Al-qur'an sebagai berikut
'Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya'.
Ayat ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan
dalam istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan
pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad, pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan
manusia teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah,
utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafa'at. Tidak
satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak
kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur
hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah menghianati janji,
dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan
Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju rumah 'Khodijah'. Jiwa agung
Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang
didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril
menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibril'.
Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara
berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita,
Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang
memeluk Islam adalah 'Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan,
beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan
dengan memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,'
Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya.
Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus
oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian dan umumnya
kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian akan
mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan
akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga Allah
yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang
berbuat jahat). 'Lalu beliau menambahkan, 'Tak ada manusia yang pernah
membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk
Anda. Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan
saya memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah
diantara Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan
menjadi saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti)
saya?'.
Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan
itu. 'Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia
bangkit seraya berkata dengan mantap,'Wahai Nabi Allah, saya siap
mendukung Anda.' Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali
ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali '˜Ali yang terus
melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya
seraya berkata,' Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya
diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".
Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran '˜Ali.
Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman
tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan
pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya
terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri
sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang hadir,
pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk
menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk
menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan
kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan,
kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak
menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya.
Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan
Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya. Juru
bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan
dengan berkata,' Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan
kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan
mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena
kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah
kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai
penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan
membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk
merawatnya'.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata,' Para sesepuh anda
datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun
tidak mengganggu Anda.' Nabi menjawab,'' Saya tidak menginginkan apa pun
dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus
menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah
bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut mereka' Abu
Jahal bangkit sambil berkata, ' Kami siap sepuluh kali untuk
mendengarnya.' Nabi menjawab,' Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.'
Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke
ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga
serentak mereka berkata,' Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan
menyembah kepada satu Allah saja?'
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata
terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan
mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan
dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata,'Ini adalah seorang
ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu
Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
sangat mengherankan.' Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya
berkata], 'Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu,
sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak
pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan
Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.'
Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari
nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi
Mu'ith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi
dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang
datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih
banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim.
Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan
pengikutnya budak wanita dan ' pria serta beberapa orang tak terlindung.
Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para
pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri
yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya
menyangkut hijrah, Nabi menjawab,'Ke Etiopia akan lebih mantap.
Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana.
Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai
Allah menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka
mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah
Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qur'an,
menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan
orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam
Al-Qur'an Allah berfirman
"Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang
yang sebelum mereka selain mengatakan," Ia adalah seorang tukang sihir
atau orang gila." Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang
dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas."
Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi
usaha Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan
Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum
muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para
pengikutnya masuk ke Syi'ib Abu Tholib, yang diikuti pendamping
hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy
mengepung mereka di Syi''ib itu selama tiga tahun.
Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan 'Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya.
Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,' Ayah, kemana Ibu?' Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi, '˜Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.
Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan 'Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya.
Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,' Ayah, kemana Ibu?' Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi, '˜Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk
membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil,
sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad.
Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan
hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril
datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur''an
merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya
upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu
daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam
menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi
seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang
Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman
kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali
lagi '˜Ali. Kepadanya Nabi berkata,''Tidurlah di ranjang saya malam ini
dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya gunakan,
karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke
Yastrib. '˜Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat
malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya
melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan
menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
IV. Hijrah
Kini tiba fajar. Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik
itu. Mereka begitu yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus
mereka memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan suara gaduh. Serentak "˜Ali
mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu
berkata dengan sangat tenag,"Apa yang terjadi ?" Mereka menjawab,'Kami
mencari Muhammad. Di mana dia?" 'Ali berkata," Apakah anda
menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali
kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah.†Muhammad
telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabi'ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu
Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang menunggu
kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan. Sebagian
orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah, tetapi beliau
menunggu kedatangan 'Ali. Orang Quraisy mengetahui hijrahnya "Ali dan
rombongannya " diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti
"˜Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib " karena itu, mereka
memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan.
Perselisihan pun terjadi dan "Ali berkata "Barangsiapa menghendaki
tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah
nampak di wajahnya.
Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang."Ketika "Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, "Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat "Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki "Ali membengkak, air mata Nabi menetes".
Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang."Ketika "Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, "Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat "Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki "Ali membengkak, air mata Nabi menetes".
Penduduk Yastrib ' yang kemudian berganti menjadi nama Madinah -
menyambut kedatangan Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk
menyambut manusia mulia ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam
pertama kali didirikan. Muhammad menyusun kekuatannya di Madinah bersama
keluarga dan sahabat setianya yang rela meninggalkan tanah air dan
hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini menyusun kekuatan untuk
menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap untuk
menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari
Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad
yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan
kafir Quraisy dengan Iman yang membara.
Pada perang Badar "al-washi ("Ali) dan Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah, "Ali mengingatkannya dalam kata-kata "Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan "Ali tidak pernah Absen, "Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan nilai pukulan "Ali pada perang Khandaq (parit) " disebut juga dengan Ahzab " kepada "Amar bin "˜Abdiwad itu," Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina".
Pada perang Badar "al-washi ("Ali) dan Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah, "Ali mengingatkannya dalam kata-kata "Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan "Ali tidak pernah Absen, "Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan nilai pukulan "Ali pada perang Khandaq (parit) " disebut juga dengan Ahzab " kepada "Amar bin "˜Abdiwad itu," Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina".
V. Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa
tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu
dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak
ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan '˜Umar memuji keberanian
pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para
komandan Islam kecewa atas pernyataan "˜Umar ini.
Kebisuan orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh
kata-kata Nabi," Dimanakah "˜Ali? " Dikabarkan kepada beliau bahwa "Ali
menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi
bersabda,'Panggil dia." "˜Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di
depan kemah Nabi.' Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian
serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata
"˜Ali seraya mendoakannya. Mata '˜Ali langsung sembuh dan tak pernah
sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan "˜Ali maju, menurut
riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci,
dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar
itu dari "˜Ali melalui jalur khusus," Saya mencabut pintu Khaibar dan
menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya
sebagai jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi." Seseorang bertanya
kepadanya," Apakah Anda merasakan beratnya?"˜Ali menjawab," Saya
merasakannya sama berat dengan perisai saya." Masih banyak lagi
peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum
kafir Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya
peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat
dari Bait al-Maqdis ke Ka'bah di Makah.
Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh
orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan
umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah disaksikan
kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak,
Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak
laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan
kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan
menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa
besar pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung
Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi
mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat
penjuru.
Makkah... Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan
tidak lagi menyerukan teriakan Fir'aun-fir'aun, digantikan hiruk pikuk
suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang
menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam
keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan
dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama
al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang
berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah
yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk
menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya
pengampunan dan beliau berkata "... Pergilah, Anda semua adalah
orang-orang yang dibebaskan!"
Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali,
berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan
yang ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh
tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih,
kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang'“orang Quraisy
berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Ba'iat.
Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut
'“ semasa hidup Nabi - yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah
perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh,
al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari
Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali
yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran
musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil
sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai "Ayyuhan Nas, mau kemana kalian
?" Wahai orang-orang yang ikut bai'at al-Ridwan! Wahai, orang-orang
yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang
berbaiat di bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera
sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah
tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang
prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera
menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan, 'Labbaik,
Labbaik... Kami datang, kami datang...!"
Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad
dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini '“ tidak
bisa'“ tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya,
mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama
dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada
seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula,
lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai
Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji
terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah
tanggal 25 Dzulqa'idah , Nabi disertai semua isterinya, menginap
satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh,
dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang
mengucapkan,"Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, !
Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang
memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang
memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya
bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi
panggilan-Mu..."
Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan ' dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang ' bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia.
Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Fir''aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa "penguasa" itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka'bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan ' dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang ' bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia.
Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Fir''aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa "penguasa" itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka'bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan
seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri
di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang
mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,'Tahukah
kalian, bulan apa ini ?"
Mereka serentak menjawab,"Bulan Haram!.....
..."Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu,
mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di
tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan
hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana
diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan
menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah
sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat,
hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya....."
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah
kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh
penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya,
tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama
dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di
pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan
suara pelan 'Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau
dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke
belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun;
dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur'.[Petikan dari laman. fatimah.org]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Wafat
Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah
nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya
tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yang
mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga
urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap
pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat
dan merasakan kebenaran yang dibawanya.
Pada lembaran ini penulis mencoba memperkenalkan Nabi Muhammad saw
secara singkat dari beberapa sisi, dengan harapan dapat bermanfaat dan
membantu kita semua.
1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Antara lain seperti disebutkan di dalam HR Bukhari dan Muslim: Ahmad,
Mahi, Hasyir, ‘Aqib, Muqaffi, Nabiyyuttaubah, Nabiyyurrahmah.
2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari
merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad
saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin
Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin
Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud
bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin
Ibrahim…
Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh
Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40
kakek.
3. Kelahirannya
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang
dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah.
Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung
yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran nabi Muhammad saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
4. Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan
Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau
disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
5. Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak
pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian
beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal
dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
6. Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti
Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali
dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan
mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
7. Isteri-isteri Rasulullah Muhammad saw
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah,
Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu
Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti
Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti
Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia.
Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai
hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
8. Anak dan Putrinya
Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim.
Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah.
Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
9. Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di
bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw.
Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia)
dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah
dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah
menenangkan: "Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah
menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim
(hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah,
membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang
yang ditimpa bencana."
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal,
seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru
dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada
Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa.
"…Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu…" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad saw.
‘Ya…," jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
10. Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan
dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau
keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan
bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt
menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di
kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah
bersama ke kota Madinah.
Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
11. Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad saw. adalah ayat-ayat berikut:
- "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi." (Al-Hajj: 39).
- "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi
jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas" (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh
anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah
ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan
membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya
pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas
dendam.
Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
12. Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS.
Al-Qalam ayat 4: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti
yang luhur"
Sekedar contoh, penulis paparkan dua sisi dari akhlak beliau:
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam
menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan
kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik
Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu
Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw
sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya
Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu
Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan.
Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga
beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya
untuk melemparinya dengan batu.
b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw
tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi
justru sebaliknya: "Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari
keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat
syirik kepada-Nya sedikit pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung
menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung
yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik
penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya
dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah
beliau saw memberikan amnesty besar-besaran kepada penduduk Makkah.
13. Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan
lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya; 1) saya
diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada
musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan, 2) bumi dijadikan
tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang
mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya, 3) dihalalkan
untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum
saya, 4) saya diberi syafa’at, 5) dahulu nabi diutus hanya kepada
kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan
Muslim)
b. Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: "Saya adalah orang pertama
yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak
pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga"
(HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah,
Rasulullah saw bersabda: "Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari
kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya
orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang
memberi syafaat (kepada ummat manusia)." (HR. Muslim).
14. Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya
membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: "Apakah aku tidak
pantas menjadi hamba yang bersyukur?"
15. Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Sebelum ruhnya dicabut, beliau membaca:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar